KERIS PUSAKA BERTUAH PUTUT SAJEN MATARAM AMANGKURAT ELSUBHA

(0 Ulasan)
Tersedia
Rp7,000,000 /pcs

Dijual oleh:
Elsubha

Kuantitas:
(1 tersedia )

Berat:
1000gr

Harga:
Bagikan:
Dijual oleh
Elsubha
Kabupaten Bantul
(0 Ulasan Pelanggan)
KERIS PUTUT SAJEN, adalah penyebutan untuk kelompok keris dengan bentuk sederhana terkesan primitif, panjangnya sekitar sejengkal, dan kebanyakan hulunya berupa gambaran manusia, distiler menyatu dengan bilahnya serta terbuat dari bahan logam yang sama seperti bilahnya, begitu pula bagian ganjanya iras atau menyatu dengan bilahnya. Bentuk hulu kerisnya ada yang berdiri membungkuk serta menempatkan kedua belah tangan saling bersilang di dada. Ada juga yang duduk sambil meletakkan kedua tangannya di atas lutut, atau yang polos tanpa tangan dengan bentuk leher panjang (mirip nisan kayu orang Islam) dan lain sebagainya. Karena bentuk hulu kerisnya yang mirip seorang resi (putut) dan profil bilahnya serupa dengan keris sombro, lantas banyak yang menyebut Putut Sombro. Jika kujang sering diidentikkan dengan Pajajaran maka keris-keris semacam ini dalam buku-buku yang ditulis oleh orang Barat justru sering terkait sebagai keris Majapahit.
Dengan melihat ukurannya, serta bentuk hulu-nya yang seperti tidak dibuat untuk nyaman digenggam, sangatlah masuk akal jika keris-keris seperti ini bukan sebagai jenis “senjata” fungsional. Terlebih antropomorfisme (bentuk-bentuk manusia) memang merupakan bentuk paling primitif yang oleh para ahli purbakala sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Tidaklah mengherankan jika perlengkapan sajen-sajen kuno pun masih mengikuti bentuk yang ada. Maka sesuai dengan namanya (sajen, berasal dari kata saji), konon keris sajen memang dibuat khusus untuk ‘disajikan’ saat proses ritual upacara keagamaan atau upacara lain yang berkaitan dengan kekuatan supranatural. Orang Jawa mempunyai keyakinan bahwa keris sajen mempunyai potensi melindungi sawah dan ladangnya dari hewan perusak. Cara menjaga sawah atau ladangnya dari pagebluk (gagal panen) adalah melalui upacara bersih desa. Dalam upacara ini disediakan sesaji untuk roh yang dipuja dan dihormati. Di tengah ubo rampe diletakkan sebilah keris sajen. Apabila upacara tersebut sudah selesai keris sajen itu ditanam di pinggir atau di tengah sawah atau ladang. Bahkan saat pemugaran awal Candi Borobudur (1842) diketemukan bentuk keris (sajen) dengan hulu Puthut pada stupa utama Candi. Keris tersebut sekarang menjadi koleksi The National Museum of Ethnology (Leiden, The Netherlands). Keris-keris yang digolongkan sajen kebanyakan hanya berpamor keleng, nggajih, sanak atau mrambut atau era yang lebih muda berpamor banyu mili, atau singkir.
Meskipun menyimpan keris sajen belum menjadi tren masyarakat perkerisan di Indonesia, namun di luar negeri keris-keris sajen ini justru banyak dicari. Bukan saja karna usianya yang dianggap tua, tetapi dianggap sebagai azimat, yang mempunyai tuah sangat baik sebagai perlindungan kepada pemiliknya. Orang-orang Melayu biasanya menyimpan keris sajen tidak dengan warangkanya (sarung), hanya dibungkus dalam kain berwarna putih atau beludru kuning. Sedangkan di Pulau Jawa dan Madura biasanya disimpan dalam warangka sandang walikat. Dan menurut hasil pengamatan penulis, sudah mulai jarang ditemukan keris sajen ori sepuh.
Grosir Tasbih Impor Mesir
Menjual Tasbih Impor dan Perhiasan Impor Mesir , Maroko, Sudan, Iran, Yaman, Bergaransi keaslian , Berdiri sejak 2020
elsubha.com
Ngentak, RT. 004, Seloharjo, Kec. Pundong, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55771
Sigit Waskito Aji
+6281312340489
https://youtube.com/shorts/UbE9d4ffVXc?si=C8iuARb673VVPBGJ
Belum ada review untuk produk ini.
Hobikoe
Make Your history with your hobby



Info Kontak

  • Alamat: Jl. Prof. DR. Soepomo SH No.1114A, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55164
  • Telepon: 081227511111
  • Email: cs@hobikoe.com