KERIS PUSAKA BERTUAH JALAK SANGU TUMPENG PAMOR NGULIT SEMONGKO ELSUBHA

(0 Ulasan)
Tersedia
Rp9,000,000 /pcs

Dijual oleh:
Elsubha

Kuantitas:
(1 tersedia )

Berat:
1000gr

Harga:
Bagikan:
Dijual oleh
Elsubha
Kabupaten Bantul
(0 Ulasan Pelanggan)

KERIS JALAK SANGU TUMPENG NGULIT SEMONGKO, adalah salah satu bentuk dhapur keris lurus, ukurannya sedang. Gandik-nya polos, memakai pejetan, tikel alis, sogokan rangkap, sraweyan dan thingil atau ri pandan siji.

Menurut buku Sedjarah Keris Pedang Tumbak (Sadubudi Solo, 1951) dhapur Jalak Sangu Tumpeng pertama kali dibabar oleh Empu Hanggareksa, di desa Tapan Pajajaran pada tahun Jawa 1303.

JALAK, Secara harfiah Jalak Sangu Tumpeng berarti (burung) Jalak membawa (bekal) tumpeng. Jalak merupakan burung yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Burung yang pandai dan rajin mencari makan, mempunyai kepekaan tinggi terhadap lingkungannya tidak merugikan yang lain dalam berhubungan atau sering disebut bersimbiosis mutualisme (saling menguntungkan), dan setia kepada pasangannya.

TUMPENG, Suatu perayaan yang dianggap suci tentu memerlukan simbol-simbol suci yang dapat mewakili makna dari apa yang tengah dirayakan. Dan salah satunya adalah melalui Tumpeng. Tumpeng sendiri merupakan sajian nasi berbentuk kerucut dengan aneka lauk-pauk mengelilinginya, yang ditempatkan dalam tampah (nampan besar, bulat, dari anyaman bambu). Tumpeng sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya ketika memperingati momen dan peristiwa penting dalam hidup.

Falsafah tumpeng juga berkaitan erat dengan kondisi geografis Indonesia, terutama pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Kerucut nasi yang menjulang tinggi melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Pencipta alam beserta isinya, sedangkan aneka lauk pauk dan sayuran merupakan simbol dari isi alam ini. Oleh karena itu pemilihan lauk-pauk di dalam tumpeng biasanya mewakili semua yang tersedia di alam ini. Penempatan nasi dan lauk-pauk seperti ini disimbolkan sebagai gunung dan tanah yang subur di sekelilingnya. Tanah di sekeliling gunung dipenuhi dengan berbagai macam lauk-pauk yang menandakan lauk-pauk tersebut semuanya berasal dari hasil alam.

Bagi orang-orang zaman dahulu gunung adalah abstraksi dari sesuatu yang jauh lebih tinggi dan melampaui kekuasaan manusia, gunung juga dianggap lebih dekat dengan ‘langit’. Bentuk tumpeng bermakna menempatkan Tuhan pada posisi puncak yang menguasai alam. Bentuk kerucut gunungan (méru) ini juga melambangkan sifat awal dan akhir, simbolisasi dari sifat alam dan manusia yang berawal dari Tuhan dan akan kembali lagi (berakhir) pada Tuhan. Maka tidaklah mengherankan jika nasi tumpeng memiliki bentuk kerucut yang merepresentasi konsep Ketuhanan dengan sesuatu yang besar dan tinggi, dan berada di puncak. Selain itu, bentuk yang menjulang ke atas juga menyimbolkan harapan agar derajadnya (dunia akhirat) semakin terangkat.

PAMOR NGULIT SEMANGKA, Buah semangka dikenal sebagai salah satu buah kesukaan Kanjeng Nabi. Dalam pandangan spiritual Jawa, semangka menjadi simbol sifat andhap asor atau rendah hati. Tanamannya merambat di tanah, tidak menjulang tinggi seperti pohon lain. Sikap ini menggambarkan kepribadian yang tidak meninggi diri, tidak sombong, dan selalu membumi. Dalam satu pohon semangka, biasanya hanya tumbuh satu atau dua buah saja. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak serakah—lebih baik menghasilkan satu karya atau tindakan yang bermakna.

Dinamakan pamor ngulit semangka karena coraknya menampilkan garis-garis lengkung yang membesar secara teratur dan harmonis, menyerupai kulit buah semangka. Namun di balik bentuk yang sederhana itu tersimpan makna mendalam tentang irama kehidupan. Garis-garisnya tidak lurus kaku, melainkan melengkung lembut dan berulang secara teratur. Ini menggambarkan perjalanan hidup manusia yang tidak selalu berjalan lurus. Lengkung yang satu berpadu dengan lengkung lainnya, mencipta harmoni—seperti pasang surut nasib, jatuh bangun, susah senang, yang jika dijalani dengan sabar akan membentuk keindahan.

Setiap garis tumbuh dari pangkal yang sama dan bergerak melebar ke luar, melambangkan perluasan wawasan, kedewasaan, dan kebijaksanaan yang tumbuh seiring waktu. Semakin jauh garis itu melengkung, semakin luas pula pandangan hidup yang tercermin darinya. Keteraturan garis-garis tersebut menunjukkan pentingnya tata titi lan temen—ketekunan dan ketulusan dalam menjalani laku. Tidak ada garis yang mendahului atau menindih yang lain; semuanya berjalan pada jalurnya sendiri, seimbang dan serasi.

Grosir Tasbih Impor Mesir
Menjual Tasbih Impor dan Perhiasan Impor Mesir , Maroko, Sudan, Iran, Yaman, Bergaransi keaslian , Berdiri sejak 2020
elsubha.com
Ngentak, RT. 004, Seloharjo, Kec. Pundong, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55771
Sigit Waskito Aji
+6281312340489
https://youtube.com/shorts/tinjIqKP9z8?si=HaGbUM84V6yzzbhl
Belum ada review untuk produk ini.
Hobikoe
Make Your history with your hobby



Info Kontak

  • Alamat: Jl. Prof. DR. Soepomo SH No.1114A, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55164
  • Telepon: 081227511111
  • Email: cs@hobikoe.com