Tilam Upih tampaknya hampir semua buku literatur sepakat bahwa ricikan yang ada pada dhapur Tilam Upih hanyalah tikel alis dan pejetan, Bentuk ricikannya yang relatif sederhana tidak neko-neko, menjadikannya lebih banyak orang yang bersedia memakainya di masa lalu dan hingga sekarang relatif lebih mudah diketemukan dan banyak tersebar di dalam masyarakat, dengan kata lain dhapur sangat populer atau terkenal.
Tilam Upih dapat diartikan “tidur pada alas” (semacam tikar yang terbuat dari anyaman daun kelapa). Tidur dalam konteks pandangan Jawa, merupakan perlambang ketentraman dalam kehidupannya secara lahir dan batin. Orang dalam keadaan tidur adalah orang yang mampu mengendalikan kondisi jasmani dan terutama lepas dari pengaruh panca inderanya. Dalam tidur tidak ada angan-angan, nafsu duniawi dan merupakan sebuah kondisi kepasrahan total. Dasar dari filosofi Tilam Upih adalah tidur pada sebuah landasan, memberi makna kepasrahan diri dan penyerahan diri kepada Tuhan YME.
Upih merupakan simbol pohon kelapa yang sangat tahan terhadap penyakit (hama) tumbuhan dan alam. Jarang kita melihat pohon kelapa yang ambruk tertiup angin. Semua bagian dari pohon kelapa bermanfaat dan dapat digunakan untuk kebutuhan manusia. Tidak ada yang terbuang sia-sia. Hal tersebut merupakan sebuah isyarat, manusia harus menjadi pribadi ulet dan kuat menjalani hidup serta dapat memberi maanfat bagi keluarga, orang lain serta bangsanya. Ricikan gandik polos dan buntut gonjo polos menunjukkan keikhlasan hati serta kesederhanaan dalam hidup. Sedangkan tikel alias, tikel berarti dua (lipat dua) alis berarti batas mata yang memberi ciri wajah. Maka makna dari ricikan tikel alis adalah manusia memiliki dua sifat: baik dan buruk, kedua sifat ini wajib selalu diingat, dan menjadi pertimbangan dalam kehidupan, sehingga dalam hidup seyogyanya selalu “di jalan yang lurus”.
PAMOR ROJO GUNDOLO, Pada umumnya, pamor rojo gundolo muncul di bagian sor-soran keris atau tombak (jarang dijumpai di tengah bilah atau pucuk). Bentuknya ada yang menyerupai gambaran abstrak hantu, makhluk halus, manusia hingga binatang. Seperti pada keris ini tampak seperti ada bentuk wajah dengan mata besar dan mulut atau rahang terbuka lebar, seperti sosok gaib sedang menatap ke arah kita. Di sisi lain, ada bentuk sapi yang sedang berbaring seperti Andini lengkap dengan punuk dan ekornya lalu diatasnya ada siluet janin manusia sedang menengadahkan tangan.
Menurut kepercayaan sebagian besar masyarakat perkerisan, tuah dari keris berpamor rojo gundolo akan sangat multifungsi bergantung dengan “khodam” atau motif gambar tiban yang ada. Beberapa dipercaya, misal sebagai sosok ghaib yang menjaga diri, penjaga tempat, pengusir gangguan makhuk halus, penangkal guna-guna (santet), dan lain sebagainya. Namun, pamor ini tergolong pemilih, tidak setiap orang akan cocok memilikinya. Lagipula jika mereka yang cocok pun harus memiliki pantangan, utamanya tidak boleh melakukan hal-hal yang bersifat maksiat.
Grosir Tasbih Impor Mesir Menjual Tasbih Impor dan Perhiasan Impor Mesir , Maroko, Sudan, Iran, Yaman, Bergaransi keaslian , Berdiri sejak 2020 elsubha.com