KERIS KALAWIJAN LUK 15 CARITO BUNTOLO (CARANG BUNTOLO) MAJAPAHIT, Carita dalam bahasa Jawa berarti ‘cerita’ sedangkan kata Buntala berasal dari bahasa sansekerta yang
berarti ‘Bumi’. Keris Carita Buntala merupakan keris pusaka yang dipercaya untuk perlindungan dan keselamatan diri, terutama untuk perlindungan dari segala gangguan mahluk halus dan ilmu hitam.
Bilah keris Carita Buntala ini dibuat dalam penguasaan teknik yang mengagumkan. Besinya tampak halus dan matang tempaan, tiap rerincikan dibuat dengan ceruk (lekukan dalam) tegas, dalam, dan bersih sehingga bilah keris tampak gagah, rapi dan halus. Bilah keris semacam ini menunjukkan dibuat oleh seorang empu yang benar-benar telah mumpuni.
Bilah keris ini disamping dibuat dari bahan yang baik juga tergolong bilah keris yang terawat dengan baik.
TANGGUH MAJAPAHIT, Dalam buku Ensiklopedi Keris (2004) Bambang Harsrinuksmo mencatat tak kurang dari 20 jenis tangguh, mulai dari Tangguh Segaluh hingga Tangguh Yogyakarta. Masih menurut buku yang sama tangguh Majapahit digambarkan pasikutan-nya agak wingit dan prigel, besinya lumer (halus rabaannya) dan berkesan kering; warnanya agak biru. Menancapnya pamor pada bilah pandes dan ngawat (kokoh dan serupa kawat), sebagian pamornya mrambut. Panjang bilahnya berukuran sedang, makin ke ujung makin ramping sehingga berkesan runcing. Luk-nya tidak begitu rapat. Gandik-nya miring dan agak pendek.
Sedangkan dalam buku yang lebih lama, Serat Paniti Kadga mencatat nama-nama Empu pilih tanding di Jaman Majapahit, yakni Empu Singkir atau Empu Hangga dari Tapan, Empu Wanabaya atau Empu Keleng dari Pituruh, Empu Jigja (putra empu Singkir) yang diceritakan jempolnya seperti kepala ular, Empu Dhomas, Empu Sedah (putra Empu Kalunglungan dari Blambangan), Empu Supa Madrangi atau Pangeran Sedayu (Putra Empu Sedah), Empu Supagati (putra Empu Sedah) dan Jaka Sura dari Blambangan yang dikisahkan menyusul Bapaknya (Supa Madrangi) ke Majapahit, di jalan membuat keris betok, pesinya bolong, dikarenakan ketika dibawa dengan cara direntengi.
“Daripada memiliki banyak keris/tombak, lebih baik hanya memiliki sebilah keris/tombak Majapahit”. Itulah pepatah guyonan di kalangan kolektor perkerisan yang tentu saja terlalu menghiperbolakan atau memberi bobot berlebihan pada keris tangguh Majapahit. Namun dalam kalimat bernada bercanda itu, ada makna lain yang mengandung kebenaran. Perpaduan antara sisi garap dan ‘isi’ dianggap sebagian kalangan menyatu dalam komposisi yang pas. Material logam dan tempa lipat keris Majapahit dianggap lebih baik, begitu pula dengan angsar keris Majapahit dipercaya penggemar esoteri di atas rata-rata tangguh lainnya. Tidaklah mengherankan jika tangguh Majapahit adalah salah satu tangguh yang mempunyai penggemar fanatiknya tersendiri.
Grosir Tasbih Impor Mesir
Menjual Tasbih Impor dan Perhiasan Impor Mesir , Maroko, Sudan, Iran, Yaman, Bergaransi keaslian , Berdiri sejak 2020
elsubha.comNgentak, RT. 004, Seloharjo, Kec. Pundong, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55771
Sigit Waskito Aji
+6281312340489