Rencong Aceh; Sarung dan Hulu bahan Gading; Pisau bahan Kuningan terdapat lafadz Bismillah
Bahan Sarung dan Hulu : Gading
Bahan bilah pisau : Kuningan
Panjang : 32 cm (ujung sarung hingga hulu)
tersimpan dalam bingkai seperti dalam gambar
Rencong Aceh merupakan senjata pusaka bagi rakyat Aceh dan merupakan simbol keberanian, keperkasaan, pertahanan diri, dan kepahlawanan Aceh dari abad ke abad.
Menurut salah satu sumber rencong telah dikenal pada awal Islam Kesultanan di abad ke-13. Pada zaman Kerajaan Aceh Darussalam rencong ini tidak pernah lepas dari hampir setiap pinggang, karena selalu diselipkan dipinggang depan.
Masyarakat Aceh yang rata-rata punya keberanian luar biasa baik pria maupun wanita maka dengan rencong ini bagi orang Aceh ibarat tentara dengan Senjata (bedilnya) yang merupakan simbol keberanian,kebesaran, ketinggian martabat dan keperkasaan.
Pada masa kini rencong mempunyai tingkatan yang menjadi ciri khas strata masyarakat, untuk seorang Raja atau Sultan dan Ratu atau Sultanah untuk sarungnya terbuat dari gading dan untuk belatinya terbuat dari emas, hingga sampai ke strata masyarakat bawah untuk sarung terbuat dari dari tanduk kerbau ataupun kayu dan untuk belati terbuat dari kuningan atau besi putih tergantung kemampuan ekonomi masing-masing.
Rencong pada masa sekarang lebih banyak digunakan untuk keperluan pariwisata dalam menyambut tamu, acara adat, koleksi, souvenir, cinderamata, hadiah dan sebagainya.